Pada kesempatan kali ini saya akan membahas Berry terakhir (sejauh ini) yang ada di @halamanbelakang yaitu Raspberry. Sebenarnya saya cukup lama mengenal Raspberry, tapi yang berwujud SBC alias Single Board Computer bukan dalam wujud tetumbuhan.

Bahkan saya sempat berjualan SBC yang sekarang sudah sangat mendunia ini. Waktu itu “toko online” belum mewabah seperti sekarang, dengan menjual 5 unit saja kita sudah bisa mendapat keuntungan seharga 1 unit+ongkir dari negeri Singa, masih ada kembalian pula.

😂

Komputer sebesar kartu ATM ini diberi nama Raspberry oleh “ayahnya” yaitu om Eben mengunakan nama buah mengikuti tren penamaan komputer di zamannya. Saya belum lahir waktu itu. Sumpah.

Buah ini lah yang akan kita bahas sekarang.

Raspberry

Tak seperti dua saudara “nakalnya” yaitu Mulberry dan Blackberry, Raspberry enggak punya sejarah atau legenda buruk menyelimutinya. Malah tumbuhan ini dikenal memiliki khasiat sebagai obat. Daunnya dapat dijadikan teh langsung berupa daun segar atau dikeringkan terlebih dahulu dan dipercaya baik untuk Ibu hamil. Saya menebalkan kata “dipercaya” karena konon belum terbukti secara ilmiah. Ya walau saya juga agak ragu soal kalimat “pembuktian ilmiah” secara umum (bukan dalam bahasan Raspberry saat ini), antara “tidak terbukti” atau “tidak mampu membuktikan”. Para wanita Cherokee dan penduduk asli Amerika lain (bukan para imigran) masih mempercayai khasiat tersebut.

Penanaman

  • Paparan Cahaya Matahari : langsung, sepanjang hari. Walau dapat tumbuh di tempat teduh, hasil panen akan lebih baik di tempat yang terkena paparan cahaya matahari langsung.
  • Pemupukan : seminggu setelah ditanam, kemudian sekali setiap bulannya.
  • pH tanah : agak asam-netral.
  • Tipe tanah : apa saja. Saya biasa menggunakan campuran Tanah, Pupuk Kandang dan Pasir. Saya enggak ngasih spesifik perbandingannya, karena saya enggak punya dasarnya, biasanya antara Tanah dan Pupuk Kandang jumlahnya sama (1:1) dan Pasir secukupnya sampai campuran enggak terlihat menggumpal untuk dukungan sirkulasi udara dan air yang baik. Semoga gambar tanahnya jelas (sebelum & sesudah dicampur), dan yang pojok kanan atas adalah pohon Raspberry di @halamanbelakang saya, masih belia.

Perawatan

Hampir sama dengan Mulberry dan Blackberry, pun perlu pemangkasan demi hasil panen yang baik. Ditambah lagi Raspberry mudah bertunas (dasar semak), disarankan buat mengurangi tunas ini agar pohon menjadi besar dan buahnya lebat, seperti jargon sebuah iklan produk penguras enzim dalam tubuh (saya mau bahas ini nih buat artikel selanjutnya, sesuai permintaan Ust. Ngalim, tapi belum nemu waktu luang, maaf tadz..) “tumbuh tuh ke atas, bukan ke samping”. Tapi saya agak “sayang” memangkasnya.

😒

Sekarang (Tuesday, 25. April 2017 02:54AM), mata mulai menagih haknya. Selamat ngoprek Raspberry gak pake Pi!

🙃

Referensi :

https://t.me/halamanbelakang

http://www.almanac.com/plant/raspberries

https://en.wikipedia.org/wiki/Raspberry