Jika kamu pelanggan @halamanbelakang kamu pasti enggak asing dengan postingan berikut. Saya menyalinnya ke blog ini dari kanal tersebut agar manfaatnya (jika ada) tidak hanya terbatas pada pengguna Telegram saja. Ditambah lagi sebagian besar rakyat Indonesia sepertinya masih betah di WhatsApp atau media sosial lain yang saya amat asing dengannya.

Yap. Enggak masalah, kamu masih bisa menikmati cerita di @halamanbelakang melalui blog ini!

Berikut adalah kisah sederhana pengalaman saya berburu bibit tanaman.

Pengalaman 0

Perkembangan teknologi sungguh membantu kita dalam banyak lini, Saya sendiri sebagai tukang kebun tak luput dari manfaatnya.

Jika sebelumnya saya harus berkelana, tanya sana sini, buat mendapatkan bibit yang tergolong langka atau sudah mulai ditinggalkan, terabaikan dan terpinggirkan oleh buah-buah mainstream, sekarang cukup melakukan pencarian di beberapa market place (misal : shopee.co.id) dan sekejap mata tersuguh daftar penjual bibit tanaman yang diinginkan!

(Salah satu titik berburu saya dan anak πŸ˜‰)

Pengalaman 1

Awalnya saya agak was-was soal pengiriman barang jika melakukan pembelian secara daring, apalagi kebanyakan penjual yang saya temukan berada di pulau seberang, tapi keistimewaan dari Sang Pencipta khusus buat tetumbuhan yaitu daya hidupnya yang tinggi membuktikan kekhawatiran saya sia-sia.

Dua sampai tiga hari perjalanan termasuk karantina di Dinas Pertanian, terperangkap dalam kotak kardus, dalam kargo, sedikit bekal berupa tanah lembab sudah cukup buat bertahan hidup sampai tujuan. Istimewa.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu pemilihan jasa kurir. Sebagai catatan tambahan, kurir XYZ di kota A belum tentu memiliki layanan sama baiknya di kota B, jadi gunakan kurir terbaik di kota anda dan pilihan layanan terbaiknya.

Satu lagi saran demi keselamatan nyawa tumbuhan yaitu waktu penanaman, usahakan saat udara sejuk misal pagi/sore, jika kurir tiba saat siang, buka paket dan tempatkan tanaman di tempat sejuk, saya sendiri menggunakan kamar mandi sebagai tempat penyimpanan sementara.

πŸ˜‚

Pengalaman 2

Setelah cukup sukses dalam perburuan sebelumnya, saya memberanikan diri mencari tantangan yang lebih greget. Jika buruan sebelumnya berukuran kecil yaitu semisal beri-berian, kali ini saya mencari buruan yang lebih besar yaitu si raja buah alias Durian.

πŸ˜‚

Karena paket berukuran besar kali terpaksa menggunakan jasa ekspedisi. Ekspedisi yang disarankan penjual adalah ekspedisi berinisial β€œi”, sebenarnya saya lebih memilih menggunakan kurir berinisial β€œj” dengan jenis paket β€œtrucking”, karena beberapa kali saya pernah menggunakan jenis layanan ini, dan cukup memuaskan dari segi waktu dan harga.

Tapi karena saya enggak pengen jadi pembeli yang bawel saya setuju saja. Buruan saya pun dikirim Selasa 25 April.

Karena satu hal dan lainnya (contoh alasan kurang pandai) saya mencoba konfirmasi kapan buruan saya para gerombolan Durian sampai ke Palembang dari Batu. Ya alaminya saya memang bawel.

Dan alangkah kagetnya saya mbak-mbak di telepon bilang mungkin sampai Senin/Selasa. Aje gile. bisa jadi tempoyak pohon Durian saya diperam satu minggu.

Tapi ternyata Alhamdulillah paket sampai hari Sabtu. Berikut adalah unboxing-nya. Belum pernah liat unboxing pohon? Saya juga! Biasanya kan perangkat elektronik semacam ponsel, sbc, atau mikrokontroler.

(udah kayak pocong 😨)

(duh kasian sempit-sempitan 😰)

(Beberapa pohon stres dan rontok daun tapi nanti perlahan waktu akan memulihkannya. InsyaAllah.. πŸ˜”)

Menyoal varietas Durian, yang saya pilih adalah Duri Hitam dan Musang King, kalau enggak salah keduanya berasal dari Malaysia. Saya belum melakukan riset apa pun, dan yang menjadi dasar saya memilih varietas ini cuma perkataan Atuk Senin bin Kemis. Ya itu nama Atuk si Ipin dan si Upin (mulai sekarang jangan terlalu serius baca artikel di sini, terkadang saya mengambil referensi dari tempat yang tak terduga-duga).

Menurut Atuk, durian Musang King dagingnya banyak tapi Duri Hitam lebih manis walau kecil. Saya suka keduanya. Saya suka yang bahenol. Pun yang imut dan manis. Jadi saya beli keduanya.

Seandainya bisa selalu semudah itu. YKWIM.

Agar saya enggak harus menunggu terlalu lama buat menikmati Durian dari @halamanbelakang saya memilih bibit okulasi yang berkaki ganda (bawor). Saya memilih yang berkaki 3 karena kaki 4 harganya terlalu mahal (buat saya).

Agak penasaran sih bagaimana yang berkaki 5? Atau 8? Bukan harganya tapi bentuknya.

πŸ˜‚

Selamat Berburu!

😀


Psst.. Kamu sadar kan? Saya gagal menjalani tantangan ODOA sebulan penuh. 😎

Referensi

https://t.me/halamanbelakang/223