Sesuai biografi singkat saya di bawah. Web ini berisi catatan hobi saya. Walau tidak semua saya ceritakan di sini. Karena beberapa alasan. Panahan misalnya. Karena masih amat sangat amatir, malu banget buat berbagi ke publik.

Tapi kali ini saya coba tahan malu. Kita akan bahas sedikit soal memanah. Walau sebisa mungkin saya bakal menghindari membahas tehnik.

Sebenarnya saya bukan tipe pemanah. Mental pun fisik. Menurut mentor saya posisi anchor saya - entah tulisan/istilah ini benar/tidak, saya belajar panah secara lisan - kurang sempurna. Walau saya perhatikan para atlet profesional pun enggak semuanya sempurna sih.

Jadi kalau negara tercinta ini kembali dijajah. Jihad dikumandangkan oleh pak Presiden kitah. Perang pecah. Kamu enggak akan menemukan AhmadiHam.id di barisan pemanah. Besar kemungkinan saya akan ada di bagian paling belakang. Kang masak!

....

Motivasi saya belajar panahan adalah mengikuti hobi Rasulullah SAW. Ya walau saya enggak nolak hikmah berupa fisik, konsentrasi, atau kesabaran yang baik. Kamu bisa cari sendiri manfaat memanah, banyak artikel yang membahasnya secara mendetil.

Memulai Memanah

1. Duit!!

Saya lumayan shock di sini. Ternyata buat memanah butuh biaya yang lumayan. Ya, yang pertama harus disiapkan adalah modal berupa uang.

😭

Berikut adalah modal minimal di awal. Yaitu paket minimal buat bisa nembak di lapangan.

Sebenernya bisa murah kalau mau ke panah tradisional. Tapi kata mentor saya busur standar internasional lebih baik buat melatih tehnik. Atau kita juga bisa sedikit ngirit kalau pakai busur kayu. Tapi poundage tarikannya terbatas. Cuma sampai 40 kalau saya enggak salah ingat.

2. Fisik

Modal selanjutnya adalah fisik. Dan stamina. Sedikit cerita pengalaman pribadi saya. Karena terlalu pede dengan raw power yang saya miliki. Saya membuat kesalahan agak fatal. Saya membeli limb atau lengan busur dengan tarikan 36 pon. Yang ternyata masih terlalu berat buat saya. Sehingga saya kesulitan membentuk postur badan yang tepat saat memanah.

Niat awalnya sih sekalian ngirit. Gak mau beli limb terlalu sering. Karena seharusnya bertahap misal 24 - 28 - 30 dst. Yang penting adalah melatih tehnik dan postur dahulu.

Tapi saya sih belum nyerah. Pokoknya harus bisa 36. Jangan turun. Mesti naek. Segera!

😤

Tips dari mentor saya. Perbanyak push up. Plus memanah sambil direkam buat koreksi postur.

3. Waktu

Ini lumayan berat juga. Ternyata memanah harus sering. Harus istiqomah. Latihan rutin. Sedangkan saya sudah cukup sibuk ini & itu. Buang-buang waktu maksudnya. Malas-malasan misalnya. Dan parahnya ini juga merusak apa yang sudah dipelajari. Bikin tumpul insting. Otot layu. Yang akhirnya setiap mau panahan lagi berasa mulai dari nol. Gak ada kemajuan.

Pantas saja para sahabat rutin memanah setiap waktu Duha.

😔

Karena itu saya memutuskan bikin bantalan target sendiri. Buat memanah di @halamanbelakang.

Kalau kamu kaya raya sih boleh beli jadi aja langsung.

Bikinnya gampang kok, dari spon eva tebal atau busa ati atau kita bilang busa bantalan panah juga si penjual bakal mafhum.

4. Mentor

Ini yang paling krusial. Guru/pelatih. Sebenarnya ilmu apa pun buruk tanpa guru. Otodidak punya keterbatasan. Di soal koreksi atau evaluasi. Saya beruntung kali ini dapat atasan seorang atlet panah. Sayangnya saya belum maksimal buat “mencuri” ilmu beliau.

😔

…bersambung…

Assalamualaykum!

Referensi :

https://t.me/memanah

https://t.me/halamanbelakang